Wamenekraf Dorong Seni Budaya Dekat Generasi Muda

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar


JAKARTA - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menegaskan krusialnya mendekatkan seni dan budaya, khususnya warisan adiluhung wayang kulit, kepada generasi muda masa kini. 

Pernyataan ini disampaikan Wamenekraf di Jakarta, Minggu (14/9/2025), setelah menghadiri pagelaran inovatif "Aniwayang by Desa Timun" di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (13/9/2025), sebagai upaya strategis melestarikan budaya dengan cara yang menyenangkan dan relevan.

Menurut Irene Umar, pementasan seni tradisional tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, melainkan juga berperan vital sebagai sarana edukasi efektif dalam memperkenalkan kekayaan budaya bangsa. Di tengah gempuran konten digital global, diperlukan format kreatif agar anak-anak dan keluarga dapat mengonsumsi serta mencintai warisan leluhur mereka.

Inovasi Wayang Kulit Merangkul Generasi Muda

Pagelaran Aniwayang by Desa Timun menjadi representasi nyata dari inovasi yang disambut positif oleh Wamenekraf Irene Umar. Pertunjukan ini sukses memadukan keaslian wayang kulit tradisional dengan sentuhan modern yang interaktif, menciptakan pengalaman baru yang segar dan menarik bagi penonton dari berbagai kalangan, khususnya anak-anak.

"Kalau bukan lewat karya seperti ini, apa yang akan dikonsumsi anak-anak kita? Pertunjukan ini bukan hanya hiburan, tetapi cara kreatif memperkenalkan budaya kita dengan mudah dan asyik," ungkap Irene dalam keterangan resminya.

Irene Umar memuji pengemasan wayang yang disebutnya "keren, gokil habis," serta "imut," dan menekankan bahwa pendekatan semacam ini harus dibudayakan di Indonesia. Konsep pelestarian budaya melalui pendekatan modern ini membuktikan bahwa tradisi dapat beriringan dengan kreativitas, tanpa kehilangan makna fundamentalnya. Inisiatif ini juga menggarisbawahi potensi subsektor seni pertunjukan dalam ekosistem ekonomi kreatif nasional.

Daud Nugraha, kreator di balik Aniwayang, menjelaskan bahwa ide pagelaran ini lahir dari kecintaan mendalam terhadap wayang kulit dan komitmen untuk melestarikannya. Dengan memperkenalkan karakter unik seperti Cila, Cili, Cilo, dan Ayam, serta menampilkan lima dalang secara serentak, Aniwayang berhasil menyajikan atmosfer pertunjukan wayang kulit yang otentik namun relevan dengan selera kekinian.

"Kami ingin menjadikan Aniwayang sebagai jembatan generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya tradisional. Harapannya, lahir generasi yang kreatif, bercerita, dan berbudaya,” pungkas Daud. Pagelaran Aniwayang selanjutnya direncanakan pada 4 Oktober 2025 di Museum Wayang, Kota Tua, Jakarta, dan akan digelar secara reguler setiap bulan.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال