BEKASI – Lebih dari seribu dua ratus pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berpartisipasi dalam Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Inisiatif yang dilaksanakan pada Jumat, 12 September 2025 ini merupakan kolaborasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dengan tenaga medis dari puskesmas setempat, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sejak dini di kalangan remaja.
Kepala SMPN 1 Cibitung, Joko Sriyanto, menyoroti dampak positif program ini bagi para siswa, orang tua, dan pihak sekolah. Ia menjelaskan bahwa CKG tidak hanya memungkinkan peserta didik memahami kondisi kesehatan mereka, tetapi juga memfasilitasi komunikasi informasi kesehatan kepada orang tua. Program ini juga secara efektif mengingatkan siswa tentang urgensi menjaga gaya hidup sehat.
"Siswa jadi lebih mengetahui kondisi kesehatan mereka, orang tua juga mendapat informasi kesehatan anak, sedangkan anak diingatkan penting menjaga kesehatan," ujar Joko Sriyanto.
Selama pelaksanaan, setiap wali kelas diwajibkan mendampingi siswa agar mereka merasa nyaman dan tidak canggung saat menjalani pemeriksaan. Sriyanto juga menyatakan harapannya agar program semacam ini dapat terus berlanjut secara rutin untuk memantau rekam medis siswa dan menjadi bahan evaluasi berkelanjutan bagi puskesmas, sekolah, dan keluarga.
Deteksi Dini dan Cakupan Luas Program CKG
Arief Kurnia, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, menjelaskan bahwa metode pelaksanaan CKG ini dilakukan secara proaktif. Tim kesehatan mendatangi langsung sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan, menjadikannya bentuk skrining awal yang krusial. Program CKG ini menyasar seluruh jenjang pendidikan, baik sekolah negeri, swasta, hingga pondok pesantren.
"Teknisnya kami lakukan outreach, tim kami datang ke sekolah dan melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak. Ini bentuk skrining, untuk kemudian kami evaluasi hasilnya," terang Arief Kurnia.
Fokus utama pemeriksaan kesehatan meliputi deteksi dini penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus, serta kemungkinan kelainan bawaan yang mungkin belum teridentifikasi. Penyakit menular juga termasuk dalam area pemantauan, sementara penanganan stunting disinergikan dengan program kesehatan lainnya.
Program yang digagas oleh pemerintahan Prabowo-Gibran ini secara nasional menargetkan pelajar usia 7-17 tahun, dengan cakupan pemeriksaan yang luas, termasuk telinga, mata, gigi, status gizi, hingga skrining anemia pada remaja putri. Harapannya, upaya ini dapat secara signifikan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bekasi.
Sumber : Antara
