IPB University dan I-Can Gagas Riset Inovatif Mitigasi Bencana Nasional




HARIANJABAR.ID -  
IPB University secara resmi meluncurkan IPB Centre for Applied Research in Nature-based Solutions (I-CAN), sebuah unit riset multidisiplin yang berkomitmen untuk mempercepat perhutanan sosial dan ekonomi hijau di Indonesia. Inisiatif  yang diresmikan di IICC Bogor pada Rabu (3/12/2025) ini menggarisbawahi upaya I-CAN dalam menyiapkan riset terapan serta strategi mitigasi bencana di tanah air.

I-CAN hadir sebagai wadah pengembangan riset dan inovasi yang berfokus pada solusi berbasis alam. Dengan pendekatan multidisiplin, lembaga ini bertujuan untuk memperkuat penelitian aplikatif yang dapat memberikan dampak nyata dalam pengelolaan lingkungan dan penanggulangan risiko bencana.

Prof. Dodik Ridho Nurrochmat, selaku Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University dan Dewan Pengarah I-CAN, menyoroti urgensi mitigasi bencana dengan merujuk pada peristiwa banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ia bahkan mengungkapkan adanya disertasi yang diterbitkan pada tahun 2020 mengenai potensi bencana hidrologis di wilayah Aceh dan Sumatera Utara.

"Di I Can kita berusaha untuk bagaimana upaya mitigasi, dan upaya memanage tata kelola lingkungan yang baik, tentu tetep kita kerjasama dengan kementrian lembaga, lembaga riset ya, universitas ini kan bukan excecutive agency tidak bisa mengeksekusi kebijakan kan gitu ya tapi kita memberikan masukan kebijakan yang nantinya membantu, ada saru desertasi tahun 2020 ada itu pemetaan potensi bencana banjir longsor Aceh Tamiang itu ada," ujar Prof. Dodik seperti dilansir RRI.

Lebih lanjut, Bill Duggan, Project Director FINCAPES dari University of Waterloo, Kanada, mengungkapkan bahwa penelitian di Indonesia juga mencakup bencana kebakaran hutan dan lahan, khususnya di area gambut, serta tata kelola hutan. University of Waterloo, dengan komitmen globalnya terhadap riset iklim dan solusi berbasis alam (NbS), melihat Indonesia sebagai laboratorium penting untuk memadukan sains, komunitas, dan budaya dalam manajemen hutan.

"Perubahan iklim terjadi dimana mana di dunia banyak, karena dengan lingkungan di Kanada tahun tahun terakhir ini kami mengalami banyak kebakaran hutan dulu memang ada tapi tidak sebesar sekarang, kami menghadapi itu tidak ada masalah banjir, ya karena disini daerah tropis kalau ada badai hujan panjang cukup berat dampaknya serius, sayang sekali," kata Duggan, menyoroti perbedaan tantangan bencana antara Kanada dan Indonesia.

Ditegaskan bahwa hasil-hasil riset ini tidak dimaksudkan sebagai produk kebijakan yang langsung dieksekusi, melainkan sebagai fondasi ilmiah yang kuat bagi para pembuat keputusan. Data dan analisis dari penelitian diharapkan menjadi materi substansial dalam perumusan regulasi dan kebijakan yang lebih efektif. 

Acara peluncuran ini dihadiri oleh berbagai pimpinan kementerian dan lembaga penting, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, serta jajaran pimpinan IPB University.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال