Warga terdampak bencana di Kota Langsa menghadapi tantangan signifikan dalam mengakses air bersih dan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK). Banyak pengungsi yang terpaksa menempuh jarak jauh demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
IPA Mobile yang disumbangkan ITB memiliki kapasitas produksi hingga 2 liter per detik, atau setara dengan 7.000 liter per jam. Dalam situasi normal, unit ini dapat memenuhi kebutuhan air minum dan MCK bagi sekitar 200 keluarga, atau sekitar 800 orang. Kapasitasnya bahkan dapat ditingkatkan untuk melayani 1.200 hingga 1.600 orang dalam kondisi darurat.
Prof. Dr. Ir. Bagus Budiwantoro, Ketua Tim dari Kelompok Keahlian Perancangan Teknik dan Produksi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, menjelaskan bahwa IPA Mobile dirancang untuk menjadi solusi sementara bagi masyarakat yang belum terjangkau layanan air bersih. Sistem ini fleksibel dan dapat memanfaatkan berbagai sumber air baku, termasuk sungai, danau, situ, maupun embung.
Kolaborasi Penyaluran Bantuan IPA Mobile
Proyek pengiriman IPA Mobile ini merupakan hasil kolaborasi erat antara Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK ITB), di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, bersama Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Ikatan Alumni ITB (IA ITB), Rumah Amal Salman (RAS), Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, serta Yayasan LAPI ITB. Perangkat ini telah diberangkatkan pada pertengahan Desember 2025 melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Priok, sebelum melanjutkan perjalanan laut ke Lhokseumawe, Aceh, seperti yang dilaporkan laman resmi ITB pada Kamis (26/12/2025).
Setelah tiba di Aceh, IPA Mobile akan dioperasikan di kawasan Taman Krueng Langsa, menggunakan Sungai Krueng Langsa sebagai sumber air baku. Penempatan unit ini telah dikoordinasikan dengan pihak satuan kerja penanganan bencana setempat. Air bersih hasil pengolahan akan didistribusikan ke posko-posko pengungsian menggunakan mobil tangki.
Sumber : rri.co.id
