![]() |
Ilustrasi |
KUNINGAN - Seekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) jantan berusia sekitar tiga tahun berhasil dievakuasi dari kawasan pemukiman warga di Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, pada Senin (25/8/2025). Operasi penyelamatan satwa langka yang dilindungi ini melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi.
Tim terpadu yang terdiri dari petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Damkar Satpol PP, BPBD, TNI, dan Polri turun langsung untuk menangani situasi yang cukup menggemparkan warga setempat.
Kondisi Hewan Saat Ditemukan
Andri Arga, Kepala UPT Damkar Satpol PP Kuningan, menjelaskan bahwa satwa tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja konstruksi dalam keadaan lemah dan tidak menunjukkan perilaku agresif.
"Macan tutul itu sedang beristirahat atau tidur ketika pertama kali terlihat. Saat terkejut, hewan tersebut sempat lari ke dalam sebuah ruangan. Dugaan sementara, ia turun ke pemukiman karena sumber makanan di habitatnya langka," ungkap Andri.
Menurut keterangan Andri, proses evakuasi dilaksanakan dengan bantuan dokter hewan yang didatangkan dari Garut dan Bandung. Tim BKSDA Jawa Barat menyiapkan alat bius tembak (tranquilizer dart) untuk menenangkan hewan sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan.
"Setelah dibius, kondisi fisik macan tutul akan dicek lebih dulu. Baru kemudian dipindahkan dengan aman," jelasnya.
Kesaksian Warga yang Menggemparkan
Iman Supena, salah satu warga setempat, menceritakan pengalamannya yang mencekam saat bertemu langsung dengan satwa tersebut. Menurutnya, macan tutul telah berkeliaran di area desa beberapa hari sebelum kejadian evakuasi.
"Awalnya saya kira itu lap yang kotor. Setelah melihat lebih jelas, ternyata macan tutul. Saya kaget dan langsung lari. Warga lain pun awalnya tidak percaya sampai akhirnya melihat sendiri," tutur Iman.
Warga juga melaporkan mendengar suara-suara aneh pada malam sebelumnya, namun tidak menyangka bahwa sumber bunyi tersebut berasal dari seekor macan tutul yang sedang berkeliaran di sekitar pemukiman mereka.
Protokol Evakuasi yang Ketat
Achmad Arifin, Kepala Bidang Konservasi Wilayah (SKW) III BKSDA Jawa Barat, mengkonfirmasi laporan dari masyarakat dan menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil tim.
"Kami melakukan observasi langsung ke lokasi, memasang camera trap, dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tetap tenang. Hewan ini sensitif, sehingga proses evakuasi juga harus mengendalikan kerumunan warga," katanya setelah mengevakuasi macan tutul, pada pukul 14.38 WIB.
Rencana Rehabilitasi dan Pelepasliaran
Pihak BKSDA telah menyiapkan program rehabilitasi sebelum memutuskan langkah selanjutnya terkait nasib macan tutul tersebut.
"Ada beberapa opsi lokasi rehabilitasi, seperti Taman Satwa Cikembulan atau PPS. Jika kondisi sehat, pelepasliaran akan dilakukan. Namun bila belum memungkinkan, proses rehabilitasi akan diperpanjang," tegas Achmad.
Tim konservasi juga belum dapat memastikan apakah individu macan tutul ini berkaitan dengan insiden sebelumnya yang melibatkan serangan terhadap kambing milik warga di kawasan Hantara dan Tundagan.
"Lokasi kejadian dan lanskap berbeda, sehingga perlu kajian lebih dalam untuk memastikan keterkaitannya," tambah Achmad.
Sumber : RRI