HARIANJABAR.ID - Menjelang memasuki libur Natal dan Tahun Baru, Disaster Network mengimbau wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat musim hujan Indonesia dengan risiko bencana hidrometeorologi. Hujan intensitas tinggi, angin kencang, gelombang laut meningkat, serta potensi banjir dan longsor perlu diperhatikan dalam setiap rencana perjalanan.
Di tengah bencana di Sumatera, Jawa dan tempat lainnya muncul dua kondisi psikologis. Pertama survivor’s guilt yaitu keraguan untuk berlibur, perasaan bersalah yang muncul karena dapat menikmati sesuatu sementara orang lain sedang menderita dan disaster anxiety atau anticipatory anxiety terkait bencana. Menurut Dr. Listyo Yuwanto perasaan ini adalah bentuk empati yang dapat diarahkan menjadi perilaku liburan yang lebih bertanggung jawab. Diperlukan kesiapsiagaan fisik dan psikologis agar liburan tetap aman dan tenang.
Disaster Network memberikan panduan praktis bagi wisatawan selama musim hujan. Selalu periksa informasi cuaca dari sumber resmi seperti BMKG serta aplikasi pemantauan awan, hujan, dan angin, karena hujan sedang hingga lebat dapat memengaruhi perjalanan darat, laut, dan udara. Hindari lokasi berisiko tinggi seperti pegunungan rawan longsor, sungai berarus deras, kawasan banjir, serta pantai dengan gelombang tinggi. Siapkan perlengkapan musim hujan seperti payung atau jas hujan, alas kaki anti-slip, pelindung barang elektronik, obat-obatan pribadi, power bank, dan pastikan dokumen penting disimpan di tempat aman dan kedap air.
Dr. Listyo menyarankan wisatawan tetap fleksibel dan menyiapkan alternatif aktivitas indoor untuk mencegah frustrasi jika rencana terganggu cuaca. Jadwal atau rute perjalanan sebaiknya disesuaikan bila kondisi tidak aman, terutama untuk kegiatan alam seperti pendakian, bermain di pantai, atau arung jeram. Sebelum berangkat, kenali risiko bencana di destinasi, ikuti aturan keselamatan, perhatikan rambu dan arahan petugas, serta segera menuju tempat aman jika ada peringatan cuaca buruk.
Dr. Listyo juga menekankan pentingnya perhatian ekstra bagi kelompok rentan bayi, anak kecil, lansia, dan individu berkebutuhan khusus. Hal ini bukan karena kelemahan, namun karena kondisi cuaca membawa tantangan tambahan. Keluarga yang memiliki bayi dan anak kecil sebaiknya menhindari area licin atau berbahaya, membawa pakaian hangat dan anti-air, perlengkapan bayi, serta obat dasar. Serta memilih aktivitas yang tidak mengharuskan menunggu di luar lama, dan berikan waktu istirahat cukup karena karena cuaca hujan sering membuat anak cepat lelah atau rewel.
Lansia perlu memeriksa kondisi kesehatan sebelum berangkat, bawa obat rutin, alas kaki anti-slip, dan hindari jalur terjal atau becek. Beri waktu istirahat lebih sering dan jaga tubuh tetap hangat. Sedangkan keluarga dengan individu berkebutuhan khusus perlu memastikan lokasi wisata ramah akses, aman, dan terlindung hujan. Bawa perlengkapan pendukung seperti alat bantu dan obat pribadi.
“Marilah kita menjalani liburan akhir tahun ini dengan kesadaran yang penuh bersyukur atas kesempatan yang kita miliki, berempati pada yang sedang terdampak, dan bertanggung jawab atas keselamatan diri serta lingkungan sehingga membawa pulang kenangan liburan yang bermakna” tutup Dr. Listyo.
