Putri Natari Ratna, Perekayasa Ahli Pertama dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, memaparkan penelitian berjudul "Geological and geomorphological insights into the Cimandiri Fault system: Fieldwork and preliminary findings in West Java, Indonesia". Ia menjelaskan bahwa meskipun studi tentang Sesar Cimandiri telah banyak dilakukan, hasilnya belum cukup konklusif. Oleh karena itu, BRIN mengambil langkah untuk melakukan riset yang lebih mendalam.
"Penelitian tentang Sesar Cimandiri sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun hasilnya belum cukup konklusif. Karena itu, BRIN melakukan penelitian yang lebih komprehensif untuk memahami karakteristik dan pergerakan Sesar Cimandiri," ungkap Putri.
Dalam riset ini, tim BRIN mengintegrasikan pendekatan geologi, geofisika, dan geodesi. Pendekatan geologi melibatkan observasi lapangan langsung guna mencari bukti aktivitas sesar, seperti pergeseran batuan atau cermin sesar. Sementara itu, geodesi memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk mengukur besar, laju, dan arah deformasi di area sekitar sesar. "Kami melakukan GPS Campaign di 24 titik di sekitar Sesar Cimandiri dengan pengambilan data selama 36 jam per tahun. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama lima tahun hingga seluruh data dapat diolah dan dianalisis secara menyeluruh," jelas Putri.
Memahami Potensi Sesar Cimandiri untuk Mitigasi Efektif
Pendekatan geofisika digunakan untuk menelusuri riwayat kegempaan di kawasan Cimandiri. Wilayah ini tercatat pernah mengalami gempa berkekuatan di atas magnitudo 5 pada tahun 1982 dan 2000, yang menandakan potensi tektonik signifikan. Dahulu, Sesar Cimandiri bahkan pernah menyebabkan gempa dahsyat yang merusak bangunan dan infrastruktur kereta api peninggalan Belanda di Sukabumi, Cibeber, Cianjur, hingga Rajamandala di Bandung Barat. BRIN juga mengoptimalkan teknologi pemetaan canggih seperti LiDAR, drone survei, dan SLAM LiDAR, yang memungkinkan pemetaan geospasial detail dan akurat. "SLAM LiDAR bekerja seperti LiDAR konvensional, tetapi menggunakan laser 3D portabel sehingga dapat memetakan daerah singkapan secara detail dalam bentuk model tiga dimensi," papar Putri.
Riset ini memegang peranan krusial dalam upaya mitigasi bencana di Jawa Barat. Sebagai sesar aktif, Sesar Cimandiri berpotensi memicu gempa bumi, bahkan tsunami lokal jika jalur sesarnya memanjang hingga ke laut dan menyebabkan longsoran bawah laut. "Melalui penelitian ini, kita dapat memahami potensi dan karakteristik sesar, serta memperbarui peta sumber gempa di wilayah Jawa Barat," jelas Putri.
Lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman. "Dengan mengetahui potensi gempa dan pola pergerakan sesar, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendukung perencanaan infrastruktur, sekaligus menjadi dasar sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan saat terjadi gempa," tambahnya.
Penelitian ini merupakan kolaborasi lintas lembaga dan negara, melibatkan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Informasi Geospasial (BIG), BMKG, serta mitra internasional seperti The University of Edinburgh dan British Geological Survey (BGS), memperkuat kontribusi BRIN dalam menyediakan data ilmiah berbasis riset untuk kebijakan mitigasi bencana.