Ketua Tim Peneliti dan Pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang, Ali Akbar, menjelaskan bahwa pengambilan sampel dilakukan dari berbagai lokasi galian selama beberapa bulan terakhir. "Sampel yang diteliti dan diuji termasuk kandungan karbon yang diambil dari teras kelima tepatnya di kedalaman empat meter di bawah permukaan situs, sehingga diketahui usia dari struktur terluar yang dapat dilihat usianya berapa tahun,” ungkap Ali Akbar.
Dari penelitian tersebut, tim menemukan struktur fondasi unik berupa batuan berbentuk bulat atau persegi lima bulat di kedalaman empat meter. Penemuan ini menunjukkan adanya susunan batu yang rapi dan terencana, mengindikasikan bahwa bebatuan tersebut adalah bagian dari fondasi asli situs.
Temuan fondasi ini menjadi kunci untuk memahami bahwa pembangunan Situs Gunung Padang tidak terjadi dalam satu waktu, melainkan secara bertahap melalui beberapa periode konstruksi. Proses pembangunan dimulai dari fondasi yang kuat, kemudian dilanjutkan dengan struktur di atasnya secara berkesinambungan.
Usia yang Mengejutkan dan Rencana Pemugaran Selanjutnya
Hasil uji laboratorium yang cermat akhirnya mengonfirmasi bahwa Situs Megalitikum Gunung Padang telah berdiri sejak 6.000 SM. Angka ini secara signifikan menunjukkan bahwa situs purbakala di Cianjur ini lebih tua dari Piramida Giza di Mesir, yang diperkirakan dibangun sekitar 2.580 SM hingga 2.560 SM.
Setelah penetapan usia situs, tim peneliti akan melanjutkan dengan tahap pemugaran. Ali Akbar menambahkan bahwa pada Desember ini akan dilakukan pemugaran awal, termasuk mengembalikan batuan yang bergeser atau rusak ke posisi semula. Sementara itu, pemugaran skala besar dijadwalkan akan dimulai pada awal tahun 2026.