Menurut data dari Kepala BNPB Suharyanto, wilayah Sumatera Utara mencatat angka korban meninggal terbanyak. "Wilayah Sumatera Utara itu yang meninggal 172 orang. Ini masih ada yang hilang 147 orang," ungkap Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana di tiga provinsi yang disiarkan secara daring, Minggu (30/11/2025).
Selain Sumatera Utara, Provinsi Aceh juga mencatat korban jiwa sebanyak 54 orang, dengan 55 penduduk belum ditemukan. Di Sumatera Barat, data menunjukkan 90 orang meninggal dunia dan 87 lainnya masih dalam pencarian. Statistik ini menyoroti skala kerusakan dan kehilangan yang diakibatkan oleh bencana alam tersebut.
Suharyanto menambahkan bahwa akses ke beberapa area kritis, khususnya di Sumatera Utara, masih terkendala. Jalur utama dari Tapanuli menuju Sibolga terputus akibat longsoran masif yang membentang hampir 50 kilometer. Tim gabungan penanganan bencana terus bekerja keras untuk membuka kembali akses ini, dengan estimasi waktu pembukaan penuh sekitar tiga hingga empat hari ke depan.
Upaya Penanganan dan Tantangan di Lapangan
Kondisi serupa juga terjadi di Aceh, di mana sejumlah wilayah seperti Aceh Tamiang, Bener Meriah, dan Aceh Tengah menghadapi tantangan aksesibilitas yang signifikan. Berbeda dengan dua provinsi tersebut, daerah terdampak di Sumatera Barat, termasuk Kota Padang, Padang Pariaman, Solok, Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang, relatif lebih mudah dijangkau melalui jalur darat.
“Yang menjadi PR yang masih harus bersatu padu Satgas Nasional ini memang adalah untuk Sumatra Utara di dua kabupaten kota yang paling menonjol, Tapanuli Tengah dan Sibolga," tegas Suharyanto. Ia juga menekankan perlunya perhatian khusus terhadap Aceh karena banyak akses yang masih terputus.
Bencana banjir bandang dan longsor ini telah menenggelamkan puluhan kabupaten/kota di ketiga provinsi tersebut dalam beberapa hari terakhir. Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan keprihatinannya mendalam dan mendoakan para korban. "Tentunya kita berdoa agar mereka senantiasa dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, diringankan duka dan penderitaan mereka," ujar Prabowo dalam pidatonya pada peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Jumat (28/11).
Presiden Prabowo juga menegaskan respons cepat pemerintah sejak hari pertama, dengan pengiriman bantuan melalui jalur darat dan udara. Namun, kondisi cuaca ekstrem dan akses yang terputus seringkali menghambat proses distribusi. "Tetapi memang kondisinya sangat berat. Banyak yang terputus, cuaca juga masih tidak memungkinkan. Kadang-kadang helikopter dan pesawat kita sulit untuk mendarat," pungkasnya.
