![]() |
| Ketua BPD GAPENSI Jawa Barat, TB. Nasrul Ibnu H.R |
HARIANJABAR.ID — Aksi demonstrasi yang dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai “Forum Kadin se-Jawa Barat” di Menara Kadin Jawa Barat, Jalan Sukabumi Kota Bandung pada Rabu (19/11/2025) kemarin memicu respons keras dari kalangan pengusaha.
Legitimasi para peserta aksi pun dipertanyakan setelah tuntutan mereka—termasuk permintaan pengosongan gedung—dinilai tidak masuk akal dan jauh dari etika dunia usaha.
BPD GAPENSI Jawa Barat, sebagai salah satu Anggota Luar Biasa (ALB) Kadin Jabar, menilai tindakan tersebut sebagai upaya merusak marwah organisasi serta berpotensi mengganggu iklim investasi dan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.
Ketua BPD GAPENSI Jawa Barat, TB. Nasrul Ibnu H.R, mempertanyakan legitimasi massa aksi yang hadir. Ia menegaskan tuntutan mereka sangat tidak masuk akal dan tidak mencerminkan etika seorang pengusaha. Ia meragukan apakah para demonstran benar-benar memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Kadin atau hanya digerakkan oleh oknum tertentu untuk menciptakan kegaduhan dan mengganggu stabilitas dunia usaha.
Nasrul memastikan bahwa seluruh Anggota Luar Biasa Kadin Jawa Barat tetap solid mendukung kepemimpinan Ketua Umum Kadin Jawa Barat, Almer Faiq Rusydi Periode 2025 - 2030, yang terpilih secara aklamasi pada Muprov VIII di Bogor. Ia menegaskan komitmen GAPENSI dan ALB lainnya untuk menjaga kondusivitas usaha serta mendukung Kadin Jawa Barat menjalankan roda organisasi secara profesional dan sesuai mandat.
Ia juga menilai aksi ini terkesan mengada-ada karena tuntutannya yang aneh, yakni meminta pengosongan gedung Menara Kadin Jabar dari segala aktivitas.
"Tuntutan ini aneh. Menara Kadin Jawa Barat adalah kantor resmi organisasi pengusaha. Sementara yang berdemonstrasi tadi patut diduga bukan semuanya pengusaha, bahkan kami meragukan keanggotaan Kadinnya. Tindakan seperti ini sama sekali bukan perilaku pengusaha," terangnya.
![]() |
| Ketua Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapi) Jawa Barat, Rudi Nursoleh, |
Bukan gerakan murni
Sementara itu Ketua Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapi) Jawa Barat, Rudi Nursoleh, yang juga Anggota Luar Biasa Kadin Jawa Barat, menilai ada kejanggalan serius dalam aksi yang mengatasnamakan dirinya sebagai kelompok “pengusaha” tersebut.
Menurut Rudi, klaim para pendemo sebagai pelaku usaha justru tidak selaras dengan perilaku yang ditunjukkan. Dunia usaha, tegasnya, memiliki kultur kedewasaan, etika komunikasi, dan kebersamaan dalam mencari solusi—bukan jalan konfrontatif yang dapat memperkeruh suasana.
“Seorang pengusaha itu terbiasa duduk bersama, berdialog, mencari titik temu. Bukan turun ke jalan dan membuat panas situasi. Itu jauh dari kultur kami,” ujar Rudi.
Melihat dinamika yang terjadi, Rudi menilai bahwa aksi tersebut patut diduga bukan gerakan murni dari pengusaha. Ia mengaku memiliki pertanyaan besar yang hingga kini menggantung di benaknya: siapa yang berada di balik aksi ini, dan siapa yang menggerakkan mereka?
Rudi menegaskan, kondisi para pelaku usaha di Jawa Barat justru tengah berada dalam suasana sejuk dan harmonis pasca selesainya dinamika internal Kadin Jawa Barat—terlebih setelah Almer Faiq Rusydi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kadin Jawa Barat.
Menurutnya, pemilihan tersebut telah mengembalikan soliditas, kekompakan, dan konsentrasi para pengusaha untuk kembali fokus membangun iklim ekonomi Jawa Barat.
Lebih lanjut, Rudi menegaskan sikap Abujapi Jawa Barat yang jelas dan tegas: pihaknya berpegang pada hasil Musyawarah Provinsi (Muprov) VIII Kadin Jawa Barat, yang secara sah dan demokratis memberikan mandat kepada Almer Faiq Rusydi untuk memimpin satu periode ke depan.
“Muprov VIII sudah sah. Keputusannya sudah final. Kini saatnya semua elemen pengusaha di bawah naungan Kadin Jawa Barat bersatu, bekerja, dan membangun perekonomian. Bukan membuat kegaduhan yang kontra produktif seperti aksi yang dilakukan sekelompok orang di gedung Kadin,” pungkasnya.

