Sumedang telah berhasil menurunkan prevalensi stunting secara signifikan, dari 17,1 persen menjadi 6,74 persen, sebuah penurunan impresif sebesar 6,74 persen. Data ini, yang diperoleh dari SIGIZI KESGAS, mengukuhkan efektivitas program-program yang telah berjalan. Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila, dalam sambutannya, menekankan bahwa penurunan stunting bukanlah tugas satu pihak saja, melainkan memerlukan orkestrasi lintas sektor dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga keluarga.
Ia menambahkan, “Capaian ini patut disyukuri, tapi jangan membuat kita berpuas diri. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.” Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa meskipun ada keberhasilan, kewaspadaan dan kerja keras harus terus dijaga.
Ancaman Pernikahan Anak
Di tengah kabar baik tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (PPKBP3A) Sumedang, Aceng Solahudin Ahmad, menyoroti ancaman serius dari angka pernikahan anak yang masih tinggi, mencapai 260 kasus per tahun di wilayah Sumedang. Fenomena ini, menurut Aceng, menjadi pemicu utama peningkatan risiko kelahiran anak dengan kondisi stunting, mengingat dampak kesehatan dan psikologis pada ibu yang belum siap secara fisik dan mental.
“Pernikahan dini berpengaruh besar terhadap potensi lahirnya anak stunting. Karena itu, perlu sinergi antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menekan angka pernikahan usia muda,” ujar Aceng. Ia menggarisbawahi pentingnya edukasi dan pencegahan pernikahan anak sebagai bagian integral dari upaya penurunan stunting, demi masa depan generasi penerus yang lebih sehat.
Selain itu, Aceng juga mengingatkan pentingnya asupan gizi seimbang, khususnya protein hewani, sebagai langkah kunci dalam pencegahan stunting. Ia mengajak masyarakat untuk meningkatkan konsumsi telur, ikan, ayam, dan daging dalam menu sehari-hari guna memastikan tumbuh kembang optimal bagi anak-anak, sekaligus memutus mata rantai masalah gizi.
Wakil Bupati Fajar Aldila menutup rakor dengan seruan agar Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tidak hanya menjadi entitas administratif, tetapi menjelma menjadi gerakan nyata yang memiliki dampak langsung. Ia mengajak semua pemangku kepentingan untuk mengukuhkan komitmen dan memperkuat kolaborasi demi mewujudkan Sumedang dengan Generasi Bebas Stunting pada tahun 2030, di mana setiap anak berhak tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.
