Mengenal Varietas Kakao Terbaik Dunia, dari Criollo hingga Forastero

 

Ilustrasi tanaman Cokelat

HARIANJABAR.ID-  Di balik kenikmatan sebatang cokelat yang meleleh di lidah, ternyata tersimpan rahasia besar yang jarang terungkap: varietas biji kakao. Artikel ini akan membawa Anda menyelami dunia Theobroma cacao, memahami bagaimana jenis kakao—dari Criollo yang langka hingga Forastero yang dominan—membentuk karakter rasa cokelat global, sekaligus menyoroti potensi istimewa kakao dari tanah Indonesia.

Bagi banyak penikmatnya, cokelat kerap diidentikkan dengan rasa pahit-manis yang universal. Namun, sejatinya, profil rasa sebuah cokelat jauh lebih kompleks, ditentukan bukan semata-mata oleh proses pengolahannya, melainkan oleh jenis biji kakao yang menjadi bahan dasarnya. Mirip dengan dunia kopi atau anggur, kakao juga memiliki varietas dengan karakteristik unik, menawarkan spektrum rasa yang luas mulai dari nuansa buah, bunga, rempah, hingga sentuhan kayu yang dalam.

Criollo: Permata Langka Sang Raja Kakao

Dari sekian banyak varietas, Criollo berdiri di puncak sebagai "raja kakao". Varietas ini secara global diakui sebagai salah satu dari tiga varietas utama tanaman kakao di dunia, bersanding dengan Forastero dan Trinitario. Apa yang membuat Criollo begitu istimewa? Biji kakao Criollo dikenal menghasilkan aroma dan cita rasa yang paling halus, kaya akan nuansa sekunder seperti buah-buahan tropis, bunga, herbal, hingga sedikit sentuhan wine, menjadikannya pilihan utama bagi produsen cokelat premium.

Di tanah air, khususnya di beberapa wilayah Jawa Timur seperti Banyuwangi, Blitar, dan Pemalang, Criollo dapat ditemukan tumbuh subur. Tanah vulkanik yang kaya dan iklim tropis yang mendukung di daerah tersebut menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan varietas kakao ini. Sayangnya, keberadaan Criollo sangatlah terbatas, diperkirakan hanya menyumbang sekitar lima persen dari total produksi kakao dunia. Biji Criollo pun memiliki ciri khas warna yang lebih terang, bahkan cenderung keputihan, kontras dengan varietas lain yang lebih gelap.

Kendati demikian, pohon Criollo dikenal rapuh dan sangat rentan terhadap serangan penyakit, serta memiliki produktivitas buah yang rendah. Faktor-faktor inilah yang menjadikan budidaya Criollo sulit dan memposisikannya sebagai varietas yang paling langka dan berharga di pasar internasional.

Jejak Varietas Kakao Global dan Potensi Indonesia

Sejak awal abad ke-20, klasifikasi tanaman kakao (Theobroma cacao) telah mengidentifikasi tiga varietas utama: Criollo, Forastero, dan Trinitario. Setiap varietas ini membawa karakter rasa dan profil yang berbeda, secara fundamental membentuk lanskap rasa cokelat di seluruh dunia.

  • Forastero: Varietas Mayoritas yang Robust

    Dijuluki sebagai kakao "lindak" atau bulk cacao, Forastero merupakan varietas yang paling banyak dibudidayakan di seluruh dunia, mencakup sekitar 95 persen dari total produksi global. Berbeda dengan Criollo yang halus, Forastero menawarkan rasa yang lebih kuat, pahit yang intens, dan aroma khas cokelat klasik yang kita kenal. Varietas ini tumbuh subur di wilayah seperti Afrika Barat, Brasil, dan Ekuador. Keunggulannya terletak pada ketahanannya terhadap penyakit dan produktivitas buah yang tinggi, menjadikannya pilihan utama bagi industri cokelat massal.

  • Trinitario: Perpaduan Terbaik dari Dua Dunia

    Trinitario adalah hasil persilangan alami antara Criollo dan Forastero yang pertama kali ditemukan di Trinidad pada abad ke-18. Varietas ini berhasil menggabungkan ketahanan dan produktivitas tinggi dari Forastero dengan kompleksitas rasa yang kaya dari Criollo. Keseimbangan ini menjadikan Trinitario sangat dihargai dan kini dibudidayakan di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia, menjadi bahan baku penting bagi banyak produsen cokelat berkualitas yang mencari profil rasa yang seimbang dan menarik.

Kakao Indonesia: Kekayaan Rasa dari Terroir Tropis

Layaknya kopi atau anggur, setiap varietas kakao memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap karakter dari tanah tempatnya tumbuh—sebuah konsep yang dikenal sebagai terroir. Kakao yang dibudidayakan di Indonesia, misalnya, dikenal memiliki karakter rasa yang khas, seringkali dengan sentuhan earthy yang mendalam dan nuansa rempah tropis yang unik. Keunikan inilah yang secara perlahan namun pasti mulai menarik perhatian di pasar cokelat global.

Dari biji Criollo yang langka di Jawa Timur hingga melimpahnya Forastero di Sulawesi dan Sumatra, setiap biji kakao Indonesia menyimpan potensi besar untuk menghasilkan profil rasa cokelat yang istimewa dan membanggakan. Upaya untuk memperkenalkan dan mengangkat kekayaan varietas kakao Indonesia terus berkembang, didorong oleh berbagai pelaku industri lokal.

Salah satu contoh gemilang datang dari Cokelatin Signature, sebuah merek cokelat asal Jawa Timur. Mereka berhasil mengolah kakao varietas Criollo menjadi produk minuman premium yang memukau. Dedikasi dan konsistensi mereka dalam menjaga mutu bahan alami, serta komitmen untuk berkolaborasi dengan petani lokal, membuahkan hasil manis. 

Pada ajang bergengsi Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, Cokelatin Signature dianugerahi UKM Pangan Awards 2025 untuk kategori produk minuman kemasan, sebuah bukti nyata akan kualitas dan potensi mereka.

"Kami percaya bahwa cokelat Indonesia punya karakter dan kualitas yang tak kalah dari produk luar negeri. Bahkan di Indonesia tumbuh salah satu varietas kakao yang langka dan jumlahnya hanya ada 5 persen di dunia, yakni kakao Criollo," ujar Irena Surosoputra, CEO Cokelatin Signature dalam keterangannya, menegaskan kembali nilai berharga dari kakao tanah air.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال