HARIANJABAR.ID - Indonesia kembali menjadi sorotan dunia sebagai tuan rumah pertemuan bergengsi produsen vaksin global, 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM), yang dijadwalkan pada 29 hingga 31 Oktober 2025 di Sanur, Bali.
Ajang internasional ini akan mengumpulkan 46 produsen vaksin dari 18 negara, dengan PT Bio Farma dipercaya sebagai co-host dan salah satu pendiri organisasi tersebut, menandai peran krusial Indonesia dalam membentuk masa depan kesehatan global.
Kepercayaan kembali yang diberikan kepada Indonesia sebagai tuan rumah DCVMN AGM ke-26 membuktikan posisi PT Bio Farma yang sangat strategis dalam industri farmasi global. Direktur Utama PT Bio Farma, Shadiq Akasya, menegaskan bahwa kehadiran mereka sebagai satu-satunya produsen vaksin polio di dunia menjadi bukti kekuatan dan kapasitas perusahaan.
"DCVMN sangat strategis dalam upaya penyediaan dan kolaborasi vaksin di dunia, khususnya negara-negara berkembang. Bio Farma sudah menghasilkan vaksin yang digunakan di 150 negara," ujar Shadiq Akasya di Bandung, Jumat (24/10/2025).
Pertemuan ini diharapkan tidak hanya mendorong Bio Farma untuk semakin mendunia, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata Indonesia dalam memperkuat ekosistem vaksin global yang inovatif dan berkelanjutan. Dampak positif yang signifikan juga diharapkan terlihat melalui penguatan kolaborasi dengan perusahaan vaksin dunia.
Pada kesempatan ini, pemilihan anggota dewan organisasi (board member) juga akan menjadi agenda penting. Shadiq Akasya berharap agar Adriansjah Azhari, Senior Executive Vice President R&D PT Bio Farma yang telah menjabat sebagai Chair of the Board DCVMN selama dua periode, dapat kembali terpilih.
“Enam tahun sudah memimpin di DCVMN dan kita harapkan dari Bio Farma yang membawa nama Indonesia. Nanti 350 orang yang hadir di Bali tersebut, Indonesia tetap memimpin di DCVMN,” harap Shadiq.
Dorong Inovasi dan Ekosistem Vaksin yang Tangguh
Isu-isu krusial seputar inovasi dalam bidang vaksin dan pembangunan ekosistem vaksin yang tangguh untuk dunia menjadi fokus utama pembahasan dalam pertemuan ini. Adriansjah Azhari menjelaskan pentingnya pembaruan berkelanjutan dalam produk vaksin.
“Mendorong dan update vaksin. Kita perlu produk-produk yang inovatif, karena suatu keharusan,” jelas Adriansjah.
Selain inovasi, mekanisme jaminan untuk menjaga ketersediaan vaksin juga dianggap esensial, mengingat kebutuhan global yang terus meningkat. Dengan mengusung tema ‘Advancing Innovation & Building Resilient Vaccine Ecosystem for a Safer World,’ DCVMN AGM ke-26 akan menjadi platform strategis untuk mengakselerasi inovasi di antara produsen vaksin di negara-negara berkembang, demi masa depan kesehatan yang lebih aman bagi semua.
