KDM Tegaskan Esensi Gerakan "Rereongan Poe Ibu" di Jawa Barat



HARIANJABAR.ID -  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengklarifikasi bahwa gerakan "Rereongan Poe Ibu" bukanlah upaya pemerintah untuk melepaskan tanggung jawab sosial, melainkan sebuah inisiatif guna memperkuat solidaritas dan gotong royong di tengah masyarakat. Pernyataan ini disampaikan untuk meluruskan persepsi mengenai tujuan utama dari gerakan partisipatif warga tersebut di seluruh wilayah Jawa Barat.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap memegang teguh komitmennya dalam menjamin ketersediaan layanan pendidikan dan kesehatan yang optimal, terutama bagi keluarga prasejahtera. Berbagai skema bantuan sosial serta program kesehatan komprehensif telah diimplementasikan untuk memastikan tidak ada warga yang kesulitan mengakses hak dasar ini.

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertanggung jawab terhadap pendidikan dan kesehatan. Kita sudah layani kesehatan dan perlindungan terhadap masyarakat, terutama masyarakat miskin, dengan berbagai fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah provinsi," ujar Dedi.

Solidaritas Melengkapi Kebutuhan Penunjang

Berbeda dengan tanggung jawab negara, gerakan "Rereongan Poe Ibu" dirancang sebagai wadah partisipasi sosial yang bersifat sukarela, mulai dari tingkat RT, RW, hingga kabupaten/kota. Dedi Mulyadi menekankan bahwa inisiatif ini tidak bersifat wajib, melainkan ajakan untuk membangun kepedulian antarwarga di lingkungannya.

"Kalaupun ada ajakan untuk melakukan rereongan di tingkat RT, RW, kecamatan, kelurahan, dan kabupaten/kota, itu tidak ada kaitan dengan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah tetap bertanggung jawab terhadap pendidikan dan kesehatan," tegasnya

Gerakan ini difokuskan untuk membantu kebutuhan penunjang yang mungkin belum tercakup penuh oleh pembiayaan pemerintah. Contohnya, biaya transportasi pasien atau keluarga ke rumah sakit, atau kebutuhan makan selama mendampingi anggota keluarga yang dirawat. Meskipun bantuan seragam sekolah kini juga telah ditanggung, "rereongan" bisa mengisi celah kebutuhan transportasi atau keperluan mendesak lainnya.

Dedi Mulyadi juga menambahkan, "Ini adalah upaya sosial yang ditumbuhkan berdasarkan partisipasi warga di lingkungannya masing-masing. Bukan karena pemerintah kekurangan uang untuk membiayai pendidikan dan kesehatan." Ini menegaskan bahwa "Rereongan Poe Ibu" adalah manifestasi dari semangat gotong royong yang kuat, bukan indikasi keterbatasan anggaran pemerintah, melainkan penguatan nilai-nilai kebersamaan di masyarakat.



Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال