Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, Nanik mengungkapkan penyesalan mendalamnya. “Dari hati saya yang terdalam saya mohon maaf, atas nama BGN atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf,” ujarnya.
Pihak BGN juga menegaskan kesiapan untuk menanggung seluruh biaya perawatan bagi para pelajar yang terdampak. Pengakuan atas kelalaian lembaga menjadi sorotan, terutama karena sebagian besar kejadian fatal ini dipicu oleh Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tidak diterapkan dengan semestinya.
Mengapa Insiden Keracunan Terus Terjadi?
Nanik menjelaskan bahwa sekitar 80 persen dari total kasus keracunan yang dilaporkan terjadi karena adanya pelanggaran SOP. Sementara itu, sebagian kecil kasus lainnya disebabkan oleh faktor alergi atau kondisi kesehatan tertentu pada individu. “Jadi kalau saya sebut insiden keamanan pangan ini ternyata karena kami menemukan tidak semua terduga beracun, tapi ada juga karena alergi. Kemudian ada hal-hal lain juga,” terangnya, mencoba membedah kompleksitas masalah yang ada.
Data terbaru dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan: hingga September 2025, tercatat 6.452 kasus keracunan yang melibatkan anak-anak setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Beberapa wilayah, seperti Kabupaten Bandung Barat, bahkan terpaksa menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat tingginya jumlah korban yang terjadi secara serentak.
Komitmen BGN: Tanggung Jawab Penuh dan Sanksi Tegas
Menyikapi serangkaian insiden ini, Nanik menegaskan bahwa BGN tidak akan mentolerir pelanggaran aturan apa pun dan berkomitmen penuh untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Ia berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang lalai. “Jadi sekali lagi, pada anak-anak saya yang tercinta di seluruh Indonesia dan juga para orang tua, saya mohon maaf atas nama BGN dan berjanji tidak akan lagi terjadi. Tidak akan terjadi lagi,” tegas Nanik, menggarisbawahi tekad BGN untuk memastikan keamanan pangan bagi seluruh penerima manfaat program.