Kota Bandung Perkuat Keamanan dan Kenyamanan Sambut Libur Nataru 2026



HARIANJABAR.ID -  
Pemerintah Kota Bandung secara proaktif menggandeng Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Kementerian Dalam Negeri untuk memastikan keamanan serta kenyamanan maksimal selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 di seluruh wilayah kota. Langkah strategis ini diambil guna menjamin ketertiban bagi warga yang merayakan hari besar keagamaan maupun para wisatawan yang memilih Bandung sebagai tujuan akhir tahun.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa persiapan Nataru menjadi prioritas utama Pemkot mengingat durasi libur akhir tahun yang cenderung panjang. Koordinasi lintas sektor telah dilakukan secara menyeluruh demi memastikan seluruh rangkaian perayaan dan liburan dapat berjalan tertib, aman, dan nyaman tanpa kendala.

“Persiapan Nataru ini kita bekerja sama dengan Forkopimda dan Kementerian Dalam Negeri. Kita memastikan keamanan dan kenyamanan dalam pelaksanaan liburan Nataru, baik untuk yang merayakannya sebagai hari besar keagamaan, maupun yang menikmatinya sebagai bagian dari libur akhir tahun yang berlangsung cukup lama,” ujar Farhan, Senin (15/12/2025).

Menurut Farhan, perkiraan periode libur sekolah akan berlangsung dari tanggal 22 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Meskipun demikian, Pemkot Bandung tidak menetapkan target spesifik terkait peningkatan jumlah wisatawan selama momen tersebut, fokus utama tetap pada aspek keamanan dan kenyamanan.

Fokus Utama: Keamanan dan Pengelolaan Lingkungan

Farhan menjelaskan bahwa target utama pemerintah kota adalah menjaga Bandung tetap kondusif. “Target khusus peningkatan wisatawan tidak ada. Target utama kita adalah menjaga Kota Bandung tetap aman dan nyaman,” tegasnya.

Aspek keamanan mencakup pencegahan berbagai bentuk gangguan ketertiban umum dan penertiban praktik parkir liar yang berpotensi merugikan pengunjung. Selain itu, faktor kenyamanan juga menjadi perhatian serius, terutama terkait efektivitas pengelolaan sampah di berbagai kawasan wisata, pusat keramaian, dan ruang publik. Ini dilakukan agar wisatawan merasa betah dan masyarakat setempat tidak terganggu.

“Aman artinya tidak ada gangguan keamanan, tidak ada lagi parkir yang ‘getok-getok’. Nyaman itu sampahnya tertangani dengan baik, sehingga wisatawan merasa betah dan masyarakat juga tidak terganggu,” katanya. Pemkot juga mengimbau seluruh pelaku industri pariwisata di Bandung, mulai dari pengelola hotel, penyedia jasa transportasi, hingga restoran, untuk turut serta mendukung upaya ini.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال