HARIANJABAR.ID - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tengah serius mendorong reaktivasi Stasiun Kereta Api Rajapolah di Kecamatan Rajapolah, sebuah inisiatif yang diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata lokal. Usulan strategis ini lahir dari visi untuk mengoptimalkan potensi daerah melalui kemudahan akses transportasi.
Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, mengonfirmasi bahwa proposal reaktivasi Stasiun Rajapolah telah diajukan. Langkah ini bukan tanpa alasan, melainkan berlandaskan pada keyakinan akan dampak ekonomi yang luas.
"Betul kami usulkan stasiun Kereta Api Rajapolah untuk diaktifkan kembali," kata Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin, Selasa (4/11/2025).
Potensi peningkatan kunjungan wisatawan ke objek vital seperti Gunung Galunggung menjadi salah satu daya tarik utama dari proyek ini. Dengan akses yang lebih mudah dan cepat menggunakan kereta api, diharapkan jumlah wisatawan akan melonjak signifikan. "Jika akses wisata makin mudah, tentu kunjungan wisatawan meningkat," tambahnya.
Peningkatan pariwisata secara langsung akan berimbas pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya, yang pada gilirannya akan memperbesar alokasi belanja pembangunan pada tahun 2027, menjadikannya lebih terarah dan berdampak.
Dukungan Pemda
Usulan reaktivasi ini telah mendapatkan perhatian dari Kementerian Perhubungan, yang sebelumnya telah mengirimkan tim untuk melakukan kunjungan awal dan survei lapangan. Kini, fokusnya adalah memastikan proyek ini dapat diintegrasikan dalam Rencana Induk Program Perkeretaapian Nasional.
"Sekarang tinggal menunggu agar proyek ini bisa masuk dalam Rencana Induk Program Perkeretaapian Nasional. Kami hanya bisa mengusulkan," jelas Bupati Cecep.
Sebagai bentuk dukungan penuh, pemerintah daerah juga telah menyiapkan rencana penataan kawasan di sekitar stasiun, termasuk potensi relokasi fasilitas pemerintah dan umum yang berdekatan. Persiapan ini menunjukkan keseriusan Kabupaten Tasikmalaya dalam menyukseskan reaktivasi stasiun demi kemajuan daerah.