Sendok dan Protokol Ketat Jadi Kunci Utama Kualitas Program MBG

Ilustrasi


HARIANJABAR.ID  -  Dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Presiden Prabowo Subianto secara tegas menginstruksikan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyediakan sendok bagi setiap penerima makanan serta memperketat prosedur pelaksanaan guna mencegah insiden keracunan di kalangan siswa.

Instruksi penting ini disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (20/10) sore. Penekanan pada detail praktis seperti ketersediaan sendok menunjukkan perhatian pemerintah terhadap aspek higienis dan kenyamanan dalam penyaluran bantuan gizi. Langkah ini tidak hanya berfokus pada nutrisi yang diterima, tetapi juga pada cara konsumsinya agar lebih aman dan sesuai standar kebersihan.

Memastikan Higiene dan Keamanan Pangan

Presiden Prabowo menggarisbawahi urgensi bagi BGN untuk menyusun dan menerapkan prosedur operasional standar (SOP) yang sangat ketat dalam setiap tahapan program MBG. Penggunaan peralatan terbaik juga ditekankan sebagai bagian integral dari upaya pencegahan keracunan makanan yang sempat menimpa beberapa siswa sebelumnya.

"Saya tekankan Kepala BGN dan jajaran untuk menghasilkan suatu prosedur tetap yang ketat, menggunakan alat-alat terbaik, untuk kita jamin kekurangan atau penyimpangan tidak terjadi," ujar Presiden Prabowo, menunjukkan komitmen kuat terhadap keamanan pangan.

Selain prosedur di tingkat penyedia makanan, Prabowo juga menyoroti kebiasaan makan anak-anak yang sering kali tanpa menggunakan alat bantu seperti sendok. Untuk itu, ia menyerukan peran aktif para guru dan orang tua dalam membiasakan anak-anak mencuci tangan dengan sabun secara menyeluruh sebelum makan. Ketersediaan air bersih dan sabun di setiap fasilitas pendidikan menjadi prasyarat mutlak yang harus dipenuhi.

"Kita juga harus yakinkan para guru-guru yang semua terlibat untuk mendidik anak-anak kita kalau makan pakai tangan harus cuci tangan dengan sebaik-baiknya. Di setiap sekolah harus tersedia air yang bersih, juga dengan sabun," tegasnya. Prabowo menambahkan bahwa edukasi berkelanjutan sangat vital, mengingat anak-anak mungkin perlu pengingat berulang. "Kita harus didik juga, yang namanya anak-anak sudah merasa dicuci tangannya. Kita sebagai guru dan orang tua tidak boleh malas untuk mengingatkan," lanjutnya.

Menariknya, Presiden Prabowo juga secara spesifik meminta BGN untuk menganggarkan pengadaan sendok sederhana sebagai bagian dari paket MBG. Ia yakin bahwa biaya pengadaan sendok tidak akan memberatkan anggaran program dan akan sangat berkontribusi pada aspek kebersihan dan etika makan.

"Mungkin kita harus sekarang, Kepala BGN, mungkin, sudahlah, dibagi aja sendok yang sederhana, tidak apa-apa. Saya kira sendok itu tidak terlalu mahal," jelasnya, menunjukkan pendekatan praktis dalam mengatasi masalah ini.

Skala Program dan Tantangan Implementasi

Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program Makan Bergizi Gratis telah menjangkau angka fantastis, yaitu 36,7 juta orang. Skala program yang masif ini tentu saja tidak lepas dari berbagai tantangan dan kemungkinan kekurangan dalam pelaksanaannya. Presiden Prabowo tidak menampik adanya insiden atau kekurangan, seperti kasus keracunan yang terjadi, namun ia menilainya masih dalam batas wajar jika dibandingkan dengan volume keseluruhan program.

"Kalau tidak salah, kekurangannya adalah katakanlah angka yang sakit itu adalah mungkin sekitar 0,0007 yang berarti 99,99 persen berhasil," paparnya, menggarisbawahi tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.

Prabowo menegaskan bahwa mencapai kesempurnaan mutlak dalam sebuah program berskala besar dan kompleks merupakan hal yang hampir mustahil. "Dalam sepanjang usaha manusia hampir tidak ada usaha manusia yang dilaksanakan selama 1 tahun dengan volume yang demikian besar, yang zero error, zero deffect. Sangat sulit," imbuhnya. 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال