Pada usia yang
terbilang belia, 11 tahun, Biru Langit telah berhasil mewujudkan imajinasinya
menjadi sebuah buku cerita bergambar yang berjudul “Fred Roti yang Tidak
Sabaran”. Karya yang lahir dari
tugas sekolah mata pelajaran Bahasa Indonesia ini, berhasil dikembangkan
menjadi sebuah cerita yang tidak hanya menghibur tetapi juga mengandung nilai
moral yang penting bagi anak-anak.
Proses kreatif
Biru dimulai dari keinginannya untuk menciptakan cerita fiksi. Dari sanalah,
ide tentang seorang roti yang hidup muncul dalam pikirannya. “Saya ingin
membuat cerita tentang objek yang punya pikiran, perasaan dan bisa melakukan
sesuatu. Lalu muncul roti sebagai objek pertama yang saya pikirkan saat itu,”
ujar Biru menceritakan awal mula terciptanya Fred si adonan roti.
Buku ini
menceritakan tentang Fred adonan roti yang tidak sabaran untuk segera
dipanggang. Karena ketidaksabarannya sebuah insiden terjadi sehingga Fred
terjatuh dan tidak bisa menjadi roti yang sempurna seperti teman-temannya.
Melalui petualangan Fred, pembaca diajak untuk memahami nilai-nilai kesabaran,
pentingnya mengantri, serta arti kepedulian terhadap sesama.
Proses pendampingan dan pengembangan cerita hingga menjadi buku yang menarik tidak lepas dari peran Dr.Listyo Yuwanto dari ILS+ Surabaya. ILS+ Surabaya adalah sebuah lembaga yang fokus pada pendampingan dan pengembangan potensi individu dan komunitas, termasuk dalam bidang kreativitas dan penulisan.
Ide
orisinal Biru disempurnakan menjadi sebuah cerita dengan ilustrasi yang mendukung, sehingga
pesan moral dalam cerita dapat tersampaikan dengan menyenangkan.
Mendengar ceritanya dibuat menjadi
sebuah buku, Biru mengaku merasa senang sekaligus kaget. “Senang dan sekaligus
kaget, karena saya nggak membayangkan kalau ceritanya bisa jadi buku yang
menarik, berkat bantuan Om Listyo,” tuturnya dengan semangat. Keberhasilan Biru
Langit ini merupakan bukti bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkreasi dan
menghasilkan karya yang bermanfaat. “Fred Roti yang Tidak
Sabaran” diharapkan dapat menginspirasi anak-anak lain untuk percaya diri
dalam menuangkan imajinasi mereka dan menularkan nilai-nilai positif kepada
pembaca sebaya.