![]() |
Ilustrasi Nyamuk |
BANDUNG - Dinas Kesehatan Kota Bandung menyatakan bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya masih menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data periode Januari hingga Juni 2025, tercatat sebanyak 1.653 kasus DBD terjadi di Kota Bandung.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam, menyebut bahwa tingginya angka kematian akibat DBD menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama ketika anak-anak menjadi korban.
"DBD itu bikin resah karena angka kematiannya. Jadi banyak yang bilang kalau kena DBD itu terancam kematian. Setiap anak yang kena DBD itu panik," ujar Sony, Rabu (6/8/2025).
Fogging Masih Dilakukan, Tapi Perlu Edukasi
Sony menjelaskan bahwa masyarakat masih melakukan fogging sebagai langkah pencegahan, namun ia mengingatkan bahwa fogging harus dilakukan secara kolektif dan dengan persetujuan warga di satu kawasan.
"Fogging sah-sah saja, tapi harus kerja sama. Kalau satu kawasan di-fogging tapi ada rumah yang menolak, nyamuknya tidak akan terbunuh. Jadi harus ada edukasi dulu sebelum dilakukan fogging," katanya.
Ia juga menyoroti bahwa wilayah padat penduduk menjadi titik rawan penyebaran DBD, sehingga perlu intervensi yang lebih sistematis.
Program Wolbachia Diterapkan di Tujuh Kecamatan
Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Bandung terus mendorong penerapan program Wolbachia, yaitu metode penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang telah disuntikkan bakteri Wolbachia untuk mencegah penularan virus DBD.
"Program Wolbachia saat ini sudah diterapkan di tujuh kecamatan, termasuk Ujungberung dan Kiaracondong. Di Kircon sekarang sedang dilakukan pengembangbiakan nyamuk," jelas Sony.
Ia menambahkan bahwa pelepasan nyamuk dilakukan secara bertahap dan diawasi ketat oleh tim peneliti.
"Nyamuk yang dilepas itu tidak serta-merta dibiarkan. Semuanya dipantau," tandasnya.
Dengan penerapan metode ini, Pemkot Bandung berharap angka kasus DBD dapat ditekan secara signifikan dan masyarakat lebih terlindungi dari ancaman penyakit yang kerap muncul saat musim hujan.
Sumber : RRI