GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, melaksanakan program studi tiru pengembangan budidaya bawang merah ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian lokal. Langkah ini diambil mengingat Brebes memiliki keunggulan signifikan dalam hal luas tanam dan tingkat produksi bawang merah dibandingkan Garut.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, melalui keterangan telepon dari Garut pada Sabtu, menegaskan bahwa Brebes menjadi rujukan utama dalam pengembangan komoditas bawang merah di Indonesia.
"Kabupaten Brebes merupakan salah satu barometer dalam pengembangan bawang di mana dilihat dari luas tanam maupun produksi dan produktivitas jauh melebihi Kabupaten Garut," ungkap Haeruman.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Pemkab Garut dalam mengembangkan berbagai komoditas pertanian unggulan. Saat ini, bawang merah menjadi fokus utama pengembangan karena potensi ekonominya yang menjanjikan bagi kesejahteraan petani setempat.
Melalui kunjungan kerja yang telah dilakukan ke daerah yang berhasil dalam budidaya bawang merah tersebut, Pemkab Garut berencana mengadopsi berbagai metode dan teknik yang telah terbukti efektif, mulai dari sistem penanaman hingga strategi pemasaran yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi petani.
Sebagai tindak lanjut dari studi banding ini, Haeruman mengungkapkan rencana strategis untuk mengirimkan sejumlah perwakilan petani Garut untuk menimba ilmu langsung dari petani bawang merah di Brebes. Program pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan transfer pengetahuan praktis yang kemudian dapat diimplementasikan di wilayah Garut.
"Salah satu yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Garut adalah dengan mengirimkan beberapa orang petani untuk belajar atau magang di Kabupaten Brebes, terutama terkait budi daya bawang merah serta pengelolaan badan usaha milik petani," jelas Haeruman.
Pemilihan Brebes sebagai destinasi pembelajaran bukan tanpa alasan. Menurut Haeruman, Garut memiliki karakteristik lahan dan iklim yang cukup cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian, termasuk bawang merah, sehingga adopsi teknologi dari Brebes diharapkan dapat berhasil diterapkan.
Kondisi pertanian bawang merah di Garut saat ini menunjukkan potensi yang cukup baik, dengan banyak petani yang sudah menekuni komoditas tersebut. Namun, masih diperlukan peningkatan dalam penerapan teknologi tepat guna untuk mengoptimalkan hasil produksi.
"Lahan di Garut sangat cocok untuk berbagai komoditas pertanian, termasuk bawang merah, tinggal bagaimana penerapan teknologi yang tepat, sehingga produktivitas dan produksinya dapat lebih ditingkatkan," papar Haeruman.
Kunjungan kerja ini telah direalisasikan pada Kamis (24/7/2025), ketika Bupati Garut Abdusy Syakur Amin bersama rombongan dari berbagai dinas terkait melakukan observasi langsung ke fasilitas produksi bawang merah di Kabupaten Brebes.
Data menunjukkan kesenjangan yang cukup signifikan antara produktivitas kedua daerah. Brebes, yang merupakan sentra produksi bawang merah nasional, berhasil memenuhi 60 persen kebutuhan bawang merah Provinsi Jawa Tengah dan menjadi salah satu pemasok utama untuk kebutuhan nasional.
Prestasi Brebes tercermin dari data produksi tahun 2024 yang mencapai 409.107 ton dengan tingkat produktivitas 14,12 ton per hektare dari luas lahan panen 28.964 hektare. Angka ini menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam pemanfaatan lahan pertanian.
Sementara itu, capaian Garut masih memerlukan peningkatan yang substansial. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Garut, produksi bawang merah tahun 2024 mencapai 37.475 ton dengan produktivitas 7,77 ton per hektare dari luas lahan panen 3.748 hektare.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa produktivitas Garut masih sekitar 55 persen dari tingkat produktivitas Brebes, sehingga masih terdapat ruang yang besar untuk peningkatan melalui adopsi teknologi dan metode budidaya yang lebih efektif.
Dengan implementasi program studi banding dan rencana pengiriman petani untuk magang di Brebes, Pemkab Garut optimis dapat meningkatkan produktivitas bawang merah secara signifikan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah. (Ant)