Menurut Menteri Hanif, saat ini Provinsi Jawa Barat hanya memiliki sekitar 400.000 hektar kawasan hutan lindung yang tersisa. Angka ini jauh menurun dari seharusnya dan menjadikan Jabar semakin rentan terhadap berbagai potensi bencana lingkungan.
Hanif Faisol menegaskan urgensi situasi ini, "Kalau kita bicara Jabar, Jabar telah kehilangan kawasan hutan lindungnya sejumlah 1,2 juta hektar, sehingga hari ini di Jawa Barat hanya dilindungi 400.000 hektar untuk kawasan lindung yang melindungi ekosistem di bawahnya, sehingga sangat rentan bencana," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang telah ditandatangani oleh kementerian, luas ideal kawasan lindung di Jawa Barat seharusnya mencapai 1,6 juta hektar. Angka tersebut, menurutnya, seharusnya ditingkatkan, bukan malah dikurangi seperti kondisi yang terjadi saat ini.
Dukungan Politik Mendesak untuk Mitigasi Bencana
Fakta yang ditemukan menunjukkan bahwa Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 mengenai Tata Ruang justru mencatat luas kawasan lindung hanya sebesar 400.000 hektar. Kondisi ini secara signifikan bertentangan dengan rekomendasi KLHS dan berpotensi serius melemahkan upaya perlindungan lingkungan di masa mendatang.
Menyikapi hal tersebut, Hanif telah mengirimkan surat kepada berbagai pihak terkait. Ia juga menekankan pentingnya dukungan politik dari Komisi XII DPR RI. "Sepertinya perlu dukungan politik dari Komisi XII agar mentaati daya dukung, daya tampung dalam perencanaan kabupaten provinsinya masing-masing untuk melakukan langkah-langkah mitigasi terkait potensi bencana ini," jelas Hanif.
Langkah-langkah tersebut dinilai krusial untuk memperkuat strategi mitigasi dan menghadapi potensi bencana yang terus meningkat di masa depan, demi keberlanjutan lingkungan dan keselamatan masyarakat Jawa Barat.