Diabetes tipe 5, yang juga disebut severe insulin-deficient diabetes (SIDD), berbeda dari tipe diabetes lainnya. Kondisi ini umumnya menyerang individu muda, baik remaja maupun dewasa, yang memiliki perawakan tubuh kurus dan riwayat kekurangan gizi kronis sejak masa kanak-kanak hingga remaja.
Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang disebabkan oleh gangguan autoimun dan diabetes tipe 2 yang diakibatkan oleh resistensi insulin, diabetes tipe 5 terjadi karena gangguan pada pankreas akibat kekurangan nutrisi jangka panjang. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, namun penderita tidak mengalami resistensi insulin.
"Pengakuan diabetes tipe 5 menandai perubahan bersejarah dalam cara kita menangani diabetes secara global. Sudah terlalu lama kondisi ini tidak dikenali dan memengaruhi jutaan orang," ujar Presiden IDF, Profesor Peter Schwarz dalam pernyataannya.
Meskipun baru diakui secara resmi, kondisi ini sebenarnya telah diamati selama lebih dari 70 tahun. Namun, penyakit ini sering kali luput dari perhatian dalam diskusi medis global. Profesor Meredith Hawkins dari Albert Einstein College of Medicine menjelaskan, "Diabetes terkait malnutrisi sebenarnya lebih umum daripada tuberkulosis dan hampir setara dengan HIV/AIDS. Namun, ketiadaan nama resmi menghambat upaya diagnosis dan pengembangan terapi yang efektif."
Kasus pertama diabetes yang terkait malnutrisi dilaporkan di Jamaika pada tahun 1955 dan paling sering terjadi pada pria muda di negara berkembang. Mereka sering kali didiagnosis keliru sebagai penderita diabetes tipe 1 meskipun tidak mengalami ketosis meskipun kadar gula darah sangat tinggi. Ketiadaan diagnosis yang tepat menghambat upaya penanganan yang efektif.
