Pada tahun 2025 ini, alokasi dana untuk pengelolaan sampah di Kota Bandung terbilang besar, mencapai kisaran Rp 290 miliar hingga Rp 300 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk berbagai keperluan esensial, mulai dari kegiatan penyapuan jalan, proses pengangkutan limbah, hingga tahapan pengolahan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Penurunan anggaran ini tidak terlepas dari pengurangan Dana Transfer ke Daerah (TKD) yang diterima oleh Pemerintah Kota Bandung, yang diperkirakan menyusut hingga Rp 658,49 miliar. Untuk mengatasi defisit ini, Pemkot terpaksa menghemat belanja daerah sebesar Rp 342,24 miliar, yang turut berdampak pada sektor kebersihan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, menjelaskan bahwa anggaran tahun 2025 difokuskan untuk menjaga keberlangsungan operasional pengelolaan sampah. Ini termasuk membiayai bahan bakar kendaraan pengangkut, yang menjadi salah satu komponen pengeluaran terbesar dalam upaya menjaga kebersihan kota.
Prioritas dan Dampak Penurunan Anggaran Kebersihan
Darto juga menambahkan bahwa alokasi dana tersebut turut mencakup pengadaan mesin pengolah sampah modern, seperti Motah (mesin insinerator). Beberapa unit Motah kini telah beroperasi, termasuk di fasilitas TPS3R Anugrah Siringgit, Kecamatan Rancasari.
"Anggaran itu untuk penanganan, penyapuan jalan, dan pengangkutan. Yang paling besar itu termasuk juga BBM untuk pengangkutannya," ujar Darto saat ditemui di Rancasari, Kamis (4/12/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan peran anggaran dalam mendukung teknologi pengolahan sampah. "Motah ini termasuk dalam anggaran penanganan. Jadi untuk anggaran Motah itu memang ada budget, misalnya untuk menggaji pegawai," tambahnya.
Meski demikian, Darto mengakui bahwa untuk tahun 2026, alokasi anggaran penanganan sampah kemungkinan besar akan mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan kewajiban Pemkot Bandung untuk melakukan efisiensi akibat pemangkasan TKD. "Untuk tahun depan, kalau dari rencana anggaran memang ada penurunan akibat dana transfer ke daerah dikurangi cukup besar. Tapi angkanya belum fix," pungkasnya.
