Perayaan Ngunjung Buyut Trusmi bukan sekadar agenda seremonial bagi warga Kabupaten Cirebon, melainkan juga sebuah kesempatan untuk memanjatkan doa dan mengenang jasa tokoh penting. Tradisi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada Buyut Trusmi, sosok yang diyakini berjasa besar dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan meletakkan dasar kehidupan sosial masyarakat setempat.
Dilansir dari akun resmi Instagram @prokompin.cirebonkab, tradisi turun-temurun ini memiliki makna filosofis yang kuat. Banyak perantau sengaja pulang ke kampung halaman untuk mengikuti rangkaian kegiatan, menjadikan perayaan ini sebagai waktu berkumpul keluarga yang selalu dinantikan setiap tahunnya.
Kemeriahan acara terpantau sejak pagi, dengan kepadatan warga yang memadati kawasan Trusmi. Sepanjang kegiatan, berbagai arak-arakan budaya yang melibatkan masyarakat dan para sesepuh ditampilkan. Selain itu, area pedagang UMKM dan pasar rakyat turut ramai dikunjungi, menambah semarak suasana sekaligus menggerakkan perekonomian lokal.
Antusiasme Warga dan Dampak Lokal Tradisi
Kepadatan lalu lintas terlihat di berbagai akses menuju Trusmi, terutama di area gerbang lampu merah, seiring ribuan orang memenuhi jalanan untuk menyaksikan arak-arakan. Petugas keamanan pun dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas, memastikan kegiatan berlangsung tertib dan lancar. Antusiasme besar ini mencerminkan kuatnya ikatan budaya serta komitmen warga dalam menjaga warisan leluhur mereka.
Maulida Sabrina (21), seorang warga Desa Gamel, Cirebon, menyampaikan pandangannya mengenai pelaksanaan tradisi ini. Ia merasakan keramaian tahun ini jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. "Saya tuh melihat keramaiannya tuh enggak ekspek, jadi keramaiannya jauh lebih besar daripada tahun sebelumnya, walaupun padat gitu suasananya tuh sangat meriah, dan emang terasa sekali nuansa tradisinya, dan banyak juga warga yang datang dari luar daerah, jadi emang wajar kalau misalnya penuh sekali," ujarnya seperti dilansir RRI, Minggu (23/11/2025).
Ia juga mengakui adanya dampak lain berupa kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi. Namun, ia bisa memaklumi hal tersebut. "Menurut saya cukup berpengaruh, karena jalanannya jadi macet dan juga kita tuh harus jalan lebih pelan gitu ya, tapi karena tradisi ini juga penting, jadi saya rasa saya tuh masih bisa memaklumi, asalkan yaitu ada pengaturan lalu lintasnya yang ketat diperbaiki, supaya jalanannya itu tidak macet, jalannya acara itu tidak terlalu mengganggu pengguna jalan," tambahnya.
Ngunjung Buyut Trusmi terus menjadi tradisi penting yang menghidupkan kembali nilai sejarah, spiritualitas, dan identitas masyarakat Trusmi dari generasi ke generasi.
