Kasubdit Pemberdayaan Nilai Budaya Kementerian Kebudayaan RI, Bobby Fernandes, menggarisbawahi pentingnya fondasi budaya dalam pembangunan karakter masyarakat. Menurutnya, kondisi saat ini menunjukkan anak bangsa yang tengah menghadapi krisis identitas, sebuah tantangan serius bagi kemajuan negara.
“Nilai-nilai lokalitas yang kita miliki, nilai nilai moral harus kita gali untuk dasar pembangunan karakter anak bangsa yang saat ini sedang mengalami krisis identitas,” tegas Bobby Fernandes, menekankan bahwa tanpa identitas yang kuat, cita-cita menjadikan budaya sebagai ikon global akan sulit tercapai. Ia juga menambahkan, “Pendidikan dan kebudayaan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan selalu bersinergi termasuk hubungan dengan alam.”
Sebagai respons terhadap urgensi ini, Kementerian Kebudayaan merancang Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Program ini bertujuan untuk membuka ruang bagi para seniman dan budayawan agar dapat berinteraksi langsung dalam lingkungan pendidikan formal, mulai dari jenjang dasar hingga menengah.
Strategis Integrasi Seni dalam Pendidikan Formal
Melalui program ini, para seniman akan mendapatkan kesempatan untuk menyalurkan ekspresi dan pengetahuannya di sekolah-sekolah, sebuah ruang yang selama ini mungkin belum sepenuhnya terjamah. “Selama ini seniman tidak diberikan ruang untuk menyampaikan ekspresinya khususnya melalui ruang ruang pendidikan formal ke sekolah-sekolah dari berbagai jenjang atau tingkatan,” kata Bobby Fernandes.
Untuk mewujudkan Gerakan Seniman Masuk Sekolah, Kementerian Kebudayaan sedang berupaya mengajukan regulasi yang diperlukan. Proses ini tidak hanya melibatkan Kementerian Kebudayaan sendiri, tetapi juga lintas kementerian lainnya. “Jadi bukan hanya kementerian kebudayaan saja tetapi melibatkan lintas kementerian lainnya dalam proses pengajuan regulasi tersebut,” pungkas Bobby Fernandes, menegaskan komitmen kolaboratif untuk menghadirkan perubahan positif dalam pendidikan karakter bangsa.
