HARIANJABAR.ID - Para ilmuwan di Schweitzer Biotech Company (SBC) Taiwan baru-baru ini mengumumkan pengembangan serum pertumbuhan rambut inovatif yang menggunakan ekstrak tumbuhan tropis, menunjukkan peningkatan signifikan pada ketebalan rambut hanya dalam delapan minggu.
Fenomena kerontokan rambut, khususnya pola kebotakan pria, merupakan masalah umum yang seringkali sulit diatasi dengan cepat. Meskipun obat-obatan seperti minoxidil dan finasteride telah tersedia, efektivitasnya seringkali bervariasi dan membutuhkan waktu. Oleh karena itu, hadirnya sebuah serum baru yang menjanjikan hasil cepat dalam uji singkat ini menarik perhatian banyak pihak.
Dalam uji klinis acak dan buta ganda yang ketat, sebanyak 60 orang dewasa di Taipei berpartisipasi. Mereka secara konsisten mengaplikasikan satu mililiter serum setiap malam selama delapan minggu. Hasil pemindaian menunjukkan peningkatan ketebalan rambut sekitar 25% dibandingkan dengan kelompok plasebo. Efek luar biasa ini teramati dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, atau tepatnya 56 hari.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Tsong Min Chang bersama tim SBC, dengan tujuan utama mengamati apakah kombinasi bahan tertentu mampu mengaktifkan folikel rambut secara lebih cepat dibandingkan serum komersial yang beredar di pasaran. Desain penelitian yang ilmiah dan ketat menjadi landasan validitas temuan awal ini.
Racikan Inovatif dari Alam dan Sains
Formulasi serum penumbuh rambut ini bukan sekadar campuran biasa. Serum ini memiliki dasar kafein ringan dan panthenol, yang dikenal memiliki manfaat bagi kesehatan rambut. Namun, keunikan utamanya terletak pada bahan tambahan berupa vesikel ekstraseluler yang berasal dari tanaman Centella asiatica.
Vesikel ini berperan penting dalam membawa sinyal yang mendukung komunikasi antar sel, sebuah mekanisme krusial untuk regenerasi. Lebih lanjut, serum ini juga diperkaya dengan dua protein esensial: FGF-7 dan IGF-1. Kedua protein ini dikenal memiliki fungsi vital dalam menstimulasi dan memperpanjang fase pertumbuhan folikel rambut, sehingga mempercepat proses penebalan rambut.
Para peserta, yang berusia antara 18 hingga 60 tahun, dibagi ke dalam lima kelompok: satu kelompok menerima plasebo, sementara empat kelompok lainnya menerima berbagai kombinasi formula serum. Pengukuran objektif dilakukan secara berkala pada hari ke-14, 28, 42, dan 56 menggunakan alat standar. Hasilnya, formula serum lengkap menunjukkan performa paling unggul, menghasilkan peningkatan kepadatan rambut hingga 25% dibandingkan kelompok plasebo, serta menjadikan serat rambut tampak lebih tebal dan kuat setelah delapan minggu.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini memiliki batasan. Para peserta tidak mengalami kerontokan rambut berat, durasi uji masih singkat, dan keterlibatan staf perusahaan dapat menimbulkan potensi bias.
Oleh karena itu, replikasi independen, studi jangka panjang, dan perbandingan langsung dengan terapi standar sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas serum ini pada kondisi kerontokan rambut yang lebih parah dan untuk penggunaan yang lebih luas di masa mendatang.