Mauro Zijlstra Absen di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026



JAKARTA - Kabar kurang mengenakkan datang bagi para penggemar sepak bola Indonesia yang menantikan kehadiran Mauro Zijlstra di skuad Garuda Muda. Harapan untuk melihat calon pemain naturalisasi ini memperkuat Timnas U-23 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 harus pupus. PSSI secara resmi mengumumkan bahwa Zijlstra tidak dapat berpartisipasi dalam ajang penting tersebut karena terganjal masalah administrasi dan regulasi pendaftaran pemain.

Mimpi Mauro Zijlstra di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 Tertunda

Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, memberikan konfirmasi langsung mengenai status Mauro Zijlstra. Pemain berusia 20 tahun yang saat ini berkompetisi di FC Volendam tersebut, dipastikan tidak akan bisa memperkuat Timnas U-23 Indonesia di babak Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang akan berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada awal September mendatang. Keputusan ini tentu menjadi pukulan, mengingat antusiasme publik terhadap potensi kontribusi Zijlstra bagi skuad Garuda Muda.

Pendaftaran pemain untuk turnamen tersebut telah ditutup, dan regulasi AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) mengharuskan pemain didaftarkan setidaknya H-10 sebelum pertandingan. Proses naturalisasi Zijlstra yang sedang berjalan, sayangnya, tidak dapat diselesaikan tepat waktu untuk memenuhi tenggat waktu pendaftaran ini.

Aturan Ketat Pendaftaran Pemain AFC

Kendala utama yang dihadapi adalah batas waktu pendaftaran pemain yang sangat ketat dari AFC. "Kalau Mauro untuk U-23 kayaknya enggak bisa. Karena udah tutup kan. Pendaftaran H-10 harus didaftarkan ke AFC," jelas Arya Sinulingga. Aturan ini, meskipun standar dalam turnamen internasional, seringkali menjadi tantangan bagi negara-negara yang mengandalkan proses naturalisasi untuk memperkuat tim mereka. Sinkronisasi antara proses birokrasi naturalisasi dengan jadwal pendaftaran turnamen yang ketat memerlukan perencanaan yang sangat matang dan serba cepat.

"Kalau Mauro untuk U-23 kayaknya enggak bisa. Karena udah tutup kan. Pendaftaran H-10 harus didaftarkan ke AFC."
- Arya Sinulingga, Exco PSSI

Padahal, sebelumnya pada Juli lalu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah menyatakan bahwa Zijlstra akan menjadi salah satu pemain naturalisasi baru untuk Indonesia. Dengan proyeksi tersebut, Zijlstra diharapkan bisa menambah kedalaman skuad Timnas U-23 yang akan berjuang keras di Grup J bersama Laos, Makau, dan Korea Selatan untuk memperebutkan satu tempat di Piala Asia U-23 di Arab Saudi tahun depan. Ketidakhadirannya tentu akan membuat tim pelatih perlu memutar otak lebih jauh dalam menyusun strategi.

Agenda Penting Timnas Indonesia: U-23 dan Senior

Meskipun tanpa Mauro Zijlstra, Timnas U-23 Indonesia tetap memiliki misi penting di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Sebagai tuan rumah Grup J, mereka akan menghadapi tantangan dari Laos pada 3 September, Makau pada 6 September, dan Korea Selatan pada 9 September. Target utama adalah menjadi salah satu dari 15 negara yang lolos ke putaran final (11 juara grup dan empat runner-up terbaik). Ini adalah ajang krusial untuk menguji kekuatan dan potensi generasi muda sepak bola Indonesia di kancah Asia.

Harapan untuk Timnas Senior di FIFA Match Day

Di bulan yang sama, Timnas Senior Indonesia juga akan melakoni dua pertandingan penting di FIFA Match Day, menghadapi Kuwait pada 5 September dan Lebanon pada 9 September di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Ketika ditanya apakah Zijlstra akan diproyeksikan untuk memperkuat timnas senior pada kesempatan ini, Arya Sinulingga menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, bersama tim pelatih lainnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun Zijlstra tidak dapat bergabung dengan tim U-23, pintu untuk tim senior masih terbuka lebar.

Untuk FIFA Match Day ini, Patrick Kluivert sendiri telah mengumumkan daftar 27 pemain yang akan memperkuat Tim Garuda. Skuad ini merupakan kombinasi menarik antara 11 pemain dari BRI Super League, 15 pemain yang berkarier di luar negeri, dan satu pemain yang saat ini berstatus tanpa klub, yaitu Thom Haye. Komposisi ini menunjukkan upaya PSSI dan tim pelatih untuk membangun kekuatan tim yang seimbang dan kompetitif, menggabungkan talenta lokal dengan pengalaman internasional.

Dampak dan Prospek Kedepan

Absennya Mauro Zijlstra dari Timnas U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 2026 memang disayangkan, namun bukan berarti perjalanan naturalisasinya terhenti. Proses ini tetap berlanjut, dan harapannya adalah Zijlstra dapat segera menyelesaikan semua persyaratan administrasi untuk bisa membela Timnas Indonesia di level senior. Potensi kontribusinya, terutama di lini serang, sangat dinantikan untuk menambah daya gedor skuad Garuda di berbagai ajang internasional mendatang.

Kondisi ini juga menjadi pengingat penting bagi PSSI untuk terus menyederhanakan dan mempercepat proses naturalisasi, terutama bagi pemain-pemain muda berbakat yang sangat dibutuhkan untuk proyeksi jangka panjang Timnas Indonesia. Dengan jadwal turnamen yang padat dan regulasi yang ketat, efisiensi dalam proses administrasi menjadi kunci untuk memastikan talenta-talenta terbaik dapat segera memperkuat Merah Putih tanpa hambatan yang tidak perlu. Publik sepak bola Indonesia tentunya berharap Zijlstra dapat segera resmi menjadi WNI dan siap membela negara di kesempatan berikutnya, mungkin di FIFA Match Day atau turnamen lain di masa depan.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال